Selasa, 09 Agustus 2016

Semua Anak Itu Cerdas

Setiap pembagian rapor, wali murid pasti ada yang nanya, “Anak saya ranking berapa, Bu?” Karena di sekolah tidak ada sistem rank, maka kami jawab, “Maaf, Bun. Tidak ada rank, karena setiap anak memiliki keunggulan masing-masing.” Meski sudah dijawab begitu, masih aja banyak yang penasaran. Siapa siswa dengan nilai akulumatif tertinggi di kelas.

Dulu, waktu aku sekolah, memang rank menjadi salah satu motivasi untuk semakin giat belajar. Pokoknya harus ranking 1. Pokoknya nilainya harus bagus. Terbukti, sekali mendapat ranking di kelas, aku semakin giat belajar. Dan pada kenyataannya, nama itu-itu pula lah yang sering menjadi juara kelas. Itu lagi itu lagi. Dia lagi dia lagi. Lantas, bagaimana dengan anak yang namanya tidak pernah disebutkan menjadi juara kelas? Nama yang tidak mendapat rank 1, 2, dan 3? Yup, mental block.

Di benak mereka sudah terslogan “Aku mah emang nggak bisa.” “Aku nggak mungkin ranking 1. Paling, yang ranking 1 si Anu, ranking 2 si Ani, ranking 3 si Ano.” Semangat mereka menurun.

Tahukah kita? Justru rank itu berpengaruh baik bagi sebagian anak, dan berpengaruh buruk bagi sebagian yang lain. Bagaimana ketika si A merasa minder karena tidak pernah mendapat rank di kelas. Merasa lemah dan merasa biasa-biasa saja. Padahal, ada potensi terpendam dalam dirinya yang tidak bisa diungkap dengan angka yang tertera di rapor.

Selama mengajar, aku sering banget dapetin anak yang kemampuan matematikanya jeblok, tapi di kesenian yahud. Atau keseniannya amburadul, tapi olah raganya jempol. Atau nilai akademiknya ancur lebur, tapi ringan tangan banget buat nolongin temennya yang kesusahan. Jadi?

Ada yang perlu diluruskan. Kesalahkaprahan yang menjamur, menganggap bahwa anak yang pintar adalah anak yang nilainya bagus di semua mata pelajaran. Mereka menuntut anaknya mendapat nilai 1o di tiap pelajaran. Padahal, belum tentu anaknya sanggup.

Berapa banyak anak yang semasa sekolah tidak mendapat juara kelas, tapi menjadi sukses di masa depan? Menjadi ahli di satu bidang yang dicari-cari banyak perusahaan luar dan dalam negeri.
Jadi, para bunda... Anak kita itu cerdas. Tidak ada yang bodoh. Kita lah yang mencari, menemukan, menggali, membimbing, dan mengarahkan kemampuannya. Jangan beranggapan anak kita biasa-biasa saja. Bantu mereka menemukan potensi dan kesukaannya. Karena guru di sekolah hanya lah sebatas membantu, orang tua lah penentu masa depan anaknya.

Bisa kita cari kecerdasan anak-anak berdasar 8 kecerdasan [multiple intelligences] yang diungkapkan Howard Gardner. Seorang psikolog perkembangan dan profesor pendidikan dari Graduate School of Education, Harvard University, Amerika Serikat.

1. Kecerdasan Linguistik (Linguistic Intelligence)
Biasanya, anak yang punya kecerdasan linguistik pandai berbahasa baik lisan atau tulisan. Sukanya bercerita, menulis,orasi, dan cenderung belajar dari metode ceramah.

2. Kecerdasan Logika-Matematika. (Logical-Mathematical Intelligence)
Berkaitan dengan angka dan logika. Biasanya unggul di bidang komputer dan pemograman.

3. Kecerdasan Visual-Spasial (Spatial-Visual intelligence)
Berkaitan dengan gambar dan ruang. Bisa dikaitkan dengan profesi artis, insinyur, dan pengrajin tangan.

4. Kecerdasan Gerak-Tubuh (Bodily-Kinesthetic Intelligence)
Kecerdasan yang berkaitan dengan banyaknya gerakan,Biasanya mahir di olah raga, tari, dan aktifitas yang memerlukan banyak gerak. Cara belajarnya pun baiknya dengan melakukan kegiatan yang dengan gerakan.

5. Kecerdasan Musikal (Musical Intelligence)
Hal yang berkaitan dengan pendengaran. Biasanya pandai bermain musik atau bernyanyi.

6. Kecerdasan Interpersonal (Interpersonal Intelligence)
Anak yang memiliki kecerdasan interpersonal, biasanya ekstrovert. Pandai bergaul dengan orang lain. Bersifat karismatik, meyakinkan, dan diplomatis.

7. Kecerdasan Intrapersonal (Intrapersonal Intelligence)
Intrapersonal berkaitan dengan diri sendiri. Memiliki kepribadian introvert. Senang menyendiri. Biasanya, berakhir pada karir keagamaan atau psikologi.

8. Kecerdasan Naturalis ( Naturalist Intelligence)
Berkaitan dengan alam. Biasanya ahli di bidang biologi atau lingkungan.

Kecerdasan tambahan selain 8 kecerdasan ganda yang dirumuskan Howard, adalah Kecerdasan Spiritual. Kecerdasan yang menyangkut hubungan manusia dengan Tuhannya. Biasanya terlihat dari taatnya beribadah dan menjalankan perintah agama.

Jika anak kita ahli dalam satu bidang, dukung dan arahkan dengan banyak mengikutkannya bimbingan dan latihan di bidang tersebut. Bisa saja sang anak memiliki salah satu atau beberapa kecerdasan yang diungkapkan Howard.

Untuk mendukungnya profesional di bidangnya, maka bantulah mereka belajar sesuai caranya. Tidak sama cara belajar anak linguistik dengan cara naturalis. Atau cara belajar anak mathematic dengan cara belajar visual. Mahfuzh Huda, seorang pembelajar sejati, penggiat sains dan kimia dalam artikelnya “Belajar Efektif dan Menjadi Pintar” dengan rinci menjelaskan, bagaimana cara belajar yang asik dalam tiap bidang tersebut.

Dengan mengerti berbagai macam kecerdasan, semoga kita juga semakin bijak, bahwa setiap anak itu CERDAS.

2 komentar :

  1. Iya, kadang sebel sama orang yang berpatokan sama rangking, seolah nggak dapet rangking dunia kiamat

    BalasHapus

Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Semoga bermanfaat.

Salam
V
^____^