Kamis, 06 Oktober 2022

Mengubah Kebiasaan

Banyak hal yang harus diubah dari kebiasaanku. Terutama kebiasaan anakku, Zhu. Aki sadar bahwa ini semua berasal dari kami, orangtuanya. Karena pembiasaan itu harus dimulai sejak dini. Dan kurasa, tidak ada kata terlambat.

Zhuge, di bulan ini berusia 2 tahun 5 6 bulan. Banyak sekali kebiasaan yang membuatku keealahan. Mulai dari jam tidur dan bangun yang tidak teratur, makan yang tidak lagi teratur karena mulai banyak nolaknya, terutama ketertarikan kepada gadget yang menurutku sudah lebuh dari cukup dari waktunya.

Sore ini aku baru saja sharing dengan iparku, Mbak Iffa namanya. Hamnah, keponakanku, di usia yang hampir sama dengan Zhu memiliki kemampuan yang oke. Dari segi olahraga, kebiasaan, dll. Aku tertarik dan takjub. Maka jadilah aku tanya-tanya tentang keseharian Hamnah. Karena, aku memang harus banyak belajar. Maka kudapatilah input-input keren dari Mbak Iffa.

Kebiasaan harian:
 Jam 8 malam masuk kamar. Gosok gigi, baca 2 afau 3 buku. 3 surah qul ayat kursi. Doa Dan cerita keseharian sudah ngapain aja. Lanjut nyanyi-nyanyi kalau belum ngantuk.

Jam 5 atau jam 6 bangun pagi.

Jam 1 atau jam 2 tidur siang. Diusahakan sore bangun biar bisa main di sore hari.

Nah kalau untuk gadget, tidak ada jam nonton sama sekali. Kecuali kalau main ke rumah saudara yang memang sudah ada jam nontonnya.

Kalau di rumah oegang hape itu cuma baca buku di Palikasi Lets Read. Jadi selebihnya aktifitas di rumah atau main di luar.

Oya catatan penting juga, kita harus kasih pengertian ke anak kalo kita sama-sama belajar buat gak nonton HP. Jadi, yang dilarang bukan cuma anaknya. Sebisa mungkin satu rumah memang membetikan contoh.

Aaargh seneng banget deh sharing sm Mbak Fa. Jazakillah khoir Ibu hebat.  Jangan bosen-bosen kalau aku tanya lagi yaaa. 

BTW, ini udah jam 4 sore. Aku mulai dari membangunkan Zhu biar bisa main di luar kali ya. Walaupun sedang hujan, enaknya aktifitas apa ya?

6 Okt 2022
Depok

Jumat, 08 Juli 2022

Tips Menyapih Dengan Cinta


Tulisan ini aku dedikasikan untuk bestie-ku di Ibu Profesional. Seorang ibu muda yang cerdas dan cantik. Yang akan menyapih sang buah hati yang sebentar lagi genap 2 tahun.

Sebenarnya, ini bukanlah tips ala dokter anak dan laktasi. Karena siapa lah aku ini. Aku hanya ingin menuliskan pengalamanku menyapih Zhu yang alhamdulillah berhasil kusapih tepat di usianya 2 tahun kurang beberapa hari.

Alhamdulillah Zhu full ASI, tanpa tambahan sufor sampai 2 tahun. Dengan media langsung tanpa botol susu. Dan inilah yang membuat Zhu nempel sekali denganku. Apa-apa selalu maunya menyusu. Bahkan ketika Zhu sakit, dia tidak akan melepaskan menyusunya seharian. Kebayang kan, gimana posisiku yang gak berubah sekian lama? Dan itu capek banget. Membuat emosiku nggak stabil dan aku nggak bisa ngapa-ngapain. Apalagi kalo ditambah adegan gigit menggigit, rasanya bikin aku kapok memberi nen lagi. Sakit banget T.T

Aku search bagaimana cara menyapih. Aku coba konsul juga dengan dokter. Tapi, nihil. Karena jadinya drama Zhu yang nangis meraung-raung dan emosiku yang tak stabil. Sempat membuatku putus asa, karena beberapa kali mencoba menyapih, Zhu demam. Sampai akhirnya aku coba lagi tips yang sempat gagal, dan alhamdulillah berhasil. 

1. Orangtua yang siap
Ketika ingin menyapih anak, aku  komunikasikan dengan suami. Karena dukungan pasangan sangat berperan. Kami berusaha kompak. Ketika malam Zhu terbangun dan mencari ASI, aku bergantian dengan paksu menggendong Zhu sampai tertidur lagi. Ketika Zhu merengek minta ASI, kami tegas dan belajar tega untuk tidak menuruti keinginannya. Jadi yang tega(s) harus dari kedua belah pihak; suami dan istri.

2. Sounding
Sounding dilakukan jauh-jauh hari. Memberitahukan bahwa usia 2 tahun ia tidak nen lagi. Memberikan alasan bahwa itu perintah Allah. Memberikan pengertian bahwa ia sudah besar. Aku sudah mencobanya beberapa bulan sebelum Zhu 2 tahun. Namun, pada praktiknya tetap saja yang Zhu tau hanya nen ASI ketika haus. Tidak mau yang lain. Tapi, meskipun terlihat gagal, sounding tetap harus dilakukan. Ketika Zhu minta ASI, aku tegas tidak memberikan ASI. Aku dan suami kompak men-sounding alasan kenapa tidak ASI nen lagi.

3. Alihkan dari ASI ke sufor
Ini menjadi salah satu alternatif ASI ketika ia ingin susu. Dan diberikan sedikit demi sedikit. Pada awalnya Zhu tidak mau. Ia kekeuh maunya ASI. Tapi kami harus lebih kuat. Setiap Zhu minta ASI kami alihkan ke sufor.

4. Bertahap
Kami sadar, menyapih tidak bisa dilakukan sekaligus. Kasihan Zhu, dia harus beradaptasi sedikit demi sedikit. Awalnya dia hanya boleh nen ketika mau tidur saja. Tidur siang atau malam. Setiap dia minta nen, aku alihkan ke sufor atau cemilan. Kemudian bertahap hanya boleh nen di malam hari. Sampai akhirnya benar-benar dicoba tanpa nen sama sekali.

5. Memberi rasa atau warna di payudara
Setelah kukonsultasikan ke dokter anak, memberikan rasa pahit atau warna di tempat nen tidak apa-apa, karena itu adalah salah satu metode menyapih. Asal anak tidak dibohongi. Maka, kucoba memberikan warna merah dengan lipstik, gagal. Zhu malah menghapus lipstiknya dan nen lagi. Kucoba menggunakan pasta gigi, awalnya Zhu merasa pedas dan jijik dengan warnanya, tapi dia menghapusnya sendiri dan nen lagi. Kucoba memberikan rasa pahit dengan buah mahoni, hanya awal saja dia menolak nen, akhirnya dia tetap nen meski rasanya pahit. Apalagi ketika kantuk sangat melanda. Hampir putus asa, aku bahkan pernah mencoba dengan fresh care, yasalam, dia tetap kekeuh mau nen.

Akhirnya dengan saran teman, kucoba buah mahoni lagi. Pokoknya setiap nen, kuselipkan mahoni di payudara. Kalau dia hapus, aku coba selipkan di lidahnya. Sampai kurang lebih 10 hari, alhamdulillah Zhu sudah terekam otomatis bahwa nennya rasanya sudah pahit. Jadi setiap dia mau nen, dia sudah tidak mau lagi. 

Finally, berhasil alhamdulillah. Zhu sudah bisa disapih di usianya yang beberapa hari lagi dua tahun. Hanya saja, sebagai ganti nennya, dia jadi suka memegang nen, orang jawa bilang menthil. Menurutku, biarlah sebagai peralihannya sementara. Next dilepas pelan-pelan.

Gitu aja sharing dariku, sebagai diary pribadi dan juga untuk penyemangat bestie-ku dan mak-emak di luaran sana yang sedang ingin menyapih.

Oya, bersabar dan berdoa adalah metode mutlak di segala situasi yaaa. Good luck! ^__^

Jumat, 17 Juni 2022

Berhentilah Membuang Waktu Gadis Story Whatsappku

Pagi ini dibuka dengan salah satu Whatsapp Story salah satu kenalanku. Isinya quote-quote tentang penguatan diri. Bertuliskan lelahnya bertahan dalam kesakitan. Diam-diam menyembunyikan hatinya yang terluka, tapi wajahnya ceria. Quote itu mengingatkan kondisiku beberapa tahun lalu. Kondisi yang membuatku tersenyum kecut, menertawakan kebodohanku dulu.

Aku berpikir lagi, kenapa seorang gadis rela bertahan demi seseorang yang tega menyakitinya? Jika memang sayang, ia tak akan mungkin membuat hati kekasihnya terluka. Ia akan menjaga betul bagaimana pasangannya bahagia.

Eits, pasangan? Adakah pasangan sebelum menikah? Adakah hubungan yang terjamin tanpa ada ikatan sah? Maka, kenapa seorang gadis begitu pedenya memamerkan pacarnya, padahal belum tentu ia menjadi siapa-siapa? Tidakkah malu jika itu bukan jodohnya? Kenapa juga ia rela disakiti, bahkan harus bermurung diri, menahan hujaman bertubi-tubi demi mempertahankan seseorang yang ia anggap kekasih hati. Tidakkah ia sadar bahwa ia adalah seorang anak yang dibanggakan orangtuanya? Dibesarkan penuh cinta bak sebuah guci antik yang tak rela debu menyentuhnya? Tapi, mengapa justru ia sendiri yang memberikan hatinya kepada seorang yang tak tau diri. Padahal orangtua sangat menjaga permata hati.

Dear wanita. Tidak patut kita menyakiti diri sendiri hanya demi seseorang yang tak pasti. Lihat dengan lebih jernih, banyak sekali sosok lebih baik yang akan membawa kita ke angkasa bahagia. Dengan gagah berani mengucapkan janji suci lewat pernikahan. Bukan berpanjang angan dan mempermainkan anak gadis orang.

Maka, stop it! Berhenti lah membuang-buang waktu. Memajang dengan bangga dia pacarmu. Karena dia bukan suamimu. Berhenti menyakiti hati sendiri, dan melangkah lah memantaskan diri. Meng-upgrade kualitas diri dan menemukan seseorang yang menghargai dan memperlakukanmu seperti seorang putri.

Karena kamu, adalah princess bagi orangtuamu. Tak layak orang lain memperlakukanmu seperti barang dagangan yang siap diobral dan diperlakukan seenak hati.

Depok Juni 2022
Untuk 2 gadis di story whatsappku
Sang pamer pacar bak suami
Dan sang pemilik hati yang tersakiti