Sabtu, 08 Oktober 2016

Tentang Ojek Online

Sebagai tukang jalan (tukang henna) yang belum punya supir pribadi, keberadaan ojek online ini amat sangat membantu. Meski belum tau tempatnya, tukang ojek online bisa mengantar ke tempat tujuan bermodalkan alamat di peta. Selagi jarak tempuh tidak lebih dari 25 KM, driver bersedia mengantar ke mana pun tujuan kita. Kisaran ongkosnya juga nggak mahal, tergantung jaraknya. Mulai empat ribu sampai puluhan ribu Rupiah.

AMAN

Awal-awal denger jasa ojek online ini agak takut. Takut dibawa kabur. Tapi, setelah make jasa online ini sekali, langsung percaya bahwa ojek ini aman. Kenapa?
1. Driver pakai seragam bertuliskan label ojek tsrsebut.
2. Penumpang pakai helm ojek berlabel.
3. Perjalanan kita terpantau dari peta. Jadi, ketauan di mana letak ojek tersebut.

CANCEL ORDERAN

Pengalamanku naek ojek ini macem-macem. Mulai dari ketemu bapak and ibu driver yang ramah, galak, penakut, sampe yang pura-pura motornya mogok biar pesen orderannya di-cancel (lha kok tau kalo pura-pura? Ya tau lah, lha wong si driver bilang mogok tapi di peta keliatan dia udah pindah tempat. Capek, deh)

Ternyata, kalau kita meng-cancel orderan, berpengaruh lho sama rating drivernya. Kalau kita yang cancel, rating driver naik. Kalo driver yang meng-cancel, rating dia turun. Makanya, pernah nemu nggak kalo si driver minta penumpang yang klik cancel orderan bukan dia. Penumpang yang cerdik, nggak mau klik cancel. Drivernya dong yang seharusnya klik. Alasan apa pun kan emang dia yang cancel. Kenapa harus penumpang? Enak di driver dong kalo kita yang cancel ratingnya naik, padahal dia yang nggak mau nganterin.

Tapi, sempet nyesel juga sih pas driver minta aku klik cancel tapi aku nggak mau. Apa salahnya sih cuma klik cancel aja nggak mau? Apa ruginya? Kan kasian drivernya gara-gara kita nggak mau klik cancel, ratingnya jadi turun. Kita kan nggak rugi apa-apa. Toh apa salahnya sedekah klik cancel, masa iya segitu perhitungannya. Siapa tau drivernya emang bener mogok di jalan, kan? Jadi, besok-besok kalo cancel mending aku aja yang klik, biar driver nggak rugi.
Kata ojek online-nya, pengaruh rating driver turun adalah jadi susah dapet orderan. Nah, kasian, kan?

Bintang dan Point Penghargaan

Kalo udah pakai jasa ojek online, maka aplikasi ojek online akan meminta penumpang menuliskan komentar dan pemberian bintang. Pilih bintang 1 sampai 5. Kalau kita klik 1 atau 2 bintang, maka rating driver tersebut buruk. Kalau bintang 5 berarti memuaskan. Pengaruh pemberian bintang ini adalah susah/mudahnya dapet orderan.

Kalau penghargaan bintang berpengaruh sama cepet atau nggaknya dapet orderan, beda lagi dengan point. Setiap driver ojek online yang berhasil mengumpulkan 14 point dalam sehari, maka akan dapat komisi uang sebesar Rp. 140.000 yang dikirim ke rekening sang driver. Point ini didapatkan berdasarkan jarak tempuh. 1 sampai 7 KM dapat 1 point. Jarak tempuh lebih dari 10 KM dapet 2 point. Jadi, kalau driver mau dapet 14 point sehari, cari aja 7 penumpang dengan jarak tempuh setiap penumpang lebih dari 10 KM. Abis itu, selesai deh misi ngojek hari itu. (lho? Kok jadi tukang ojek)

Gaji Driver Ojek Online

Sepengetahuanku, kesimpulan dari beberapa obrolan dengan driver, jadi penghasilan ojek online itu ada beberapa macem.

1. Dari penumpang yang bayar ojek di tempat.
2. Dari sisa bayaran yang dibayar perusahaan. Soalnya, kalau tarif penumpang misal 4 ribu rupiah. Masih ada beberapa rupiah lagi dari perusahaan yang masuk ke saldo driver.
3. Dari point yang berhasil dikumpulkan.

Wah, pantes, banyak banget tukang ojek online di mana-mana, ya. Tapiii, driver ojek online nggak boleh buat sampingan. Harus dijadikan kerjaan utama. Karena keberadaan ojek online ini salah satunya adalah untuk membantu para pengangguran. Buat yang udah ngantor, nggak usah double job, deh. Kasih peluang buat yang memang belum punya kerja.

Etika Penumpang Ojek Online

Ini penting. Meski aman, tetep aja harus waspada. Beberapa saranku sebagai pengguna jasa ojek online yaitu:

1. Jaga jarak aman. Carilah ojek online yang mahrom. Ojek syar'i, ojek ibu-ibu, atau kalau terpaksa banget ya jaga jarak jangan terlalu deket. Jangan pegangan.

2. Bicara seperlunya. Jangan bicara ngalor ngidul yang nggak berhubungan sama orderan kita. Bahaya. Cukup bicara tentang alamat, arah, rute.

3. Kalo nggak tau alamat tujuan, alangkah lebih baiknya bilang di awal. Biar drivernya sudah prepare cari alamat.

4. Bayar ongkos (lebihin kalo perlu) dan jangan lupa ucapkan terima kasih.

5. Kasih rating sesuai sikon.

Gitu aja. Semoga bermanfaat, ya. Hal-hal yang aku tulis di atas berdasarkan sedikit wawancara dan pengalamanku terhadap salah 1 perusahaan ojek online yang ada di Indonesia. Belum tentu semua mempunyai standar dan kebijakan yang sama.