Rabu, 30 September 2015

Gampang Membuat Perkedel

Kamu suka makanan berbahan dasar kentang? Bingung mau bikin apa? Yuk coba aja resep sederhana membuat perkedel lezat. Gampang, kok. Cocok diuji coba buat para chef pemula.


Bahan:
1. Kentang
2. Telur
2. Bawang putih
3. Bawang merah
4. Kemiri
4. Daun bawang
4. Royco / penyedap rasa (bagi yang minat)
5. Garam
6. Gula

Alat:
1. Cobek
2. Hmmm apa lagi ya? Sendok, mangkuk and the gank, lah ^^

Cara pembuatan:
1. Buat bumbu; haluskan1 siung bawang putih, 1 siung bawang merah, kemiri, garam, penyedap rasa jika diinginkan, tambahkan 1 sdm gula.
2. Kupas kentang, potong-potong, kemudian cuci.
3. Goreng kentang ke dalam minyak mendidih.
4. Tumbuk kentang yang sudah digoreng, campur dengan bumbu.
5. Bentuk kentang menjadi oval (bentuk sesuai selera)
6. Masukkan kentang yg sudah berbentuk ke dalam telur.
7. Setelah dilapisi dengan telur, goreng perkedel ke dalam minyak mendidih.


 Taraaa! Perkedel siap dihidangkan.

Perkedel Kentang Ala V Chef


01072015








Allah Mendengarkan Doamu, Bunda

Pagi ini, sebelum pelajaran dimulai, aku sengaja menyampaikan sesuatu kepada anak-anak. Sesuatu yang remeh namun sangat penting untuk diketahui. Sesuatu yang kecil tapi seringkali tak disadari. Pelajaran ini baru saja kuadopsi kemarin, dan aku pikir, anak-anak harus megetahuinya.

Aku diam duduk di depan anakku, siswa-siswi kelas 3A. Kuperhatikan mereka masih asik mengobrol ria dengan teman sebangkunya. Aku tak marah, kubiarkan mereka menyadari sendiri bahwa ada guru di hadapan mereka. 

“Bu Guru mau cerita, tapi kalau kalian masih mengobrol, Bu Guru nggak akan mulai,” kuperhatikan mereka satu persatu. Suasana kelas berangsur hening. 

Aku mulai cerita, sengaja suara tak kukeraskan. Biar mereka belajar merekam sendiri apa yang seharusnya mereka dengar. Tak perlu dipaksa dengan berteriak bahwa aku harus didengarkan.

Ceritaku mengalir. Sebuah fakta yang kuramu menjadi fiksi. Sebut saja kisah inspiratif. Pelan namun pasti, kurangkai ceritaku entah berakhir di mana. Sesekali kuperhatikan wajah serius mereka, namun, banyak pula yang asik dengan dunianya sendiri. Biarlah, aku tak ingin marah. Biar mereka mendengarkanku dengan caranya. Kusampaikan tentang betapa dahsyat ucapan orangtua, ucapan yang menjelma sebuah doa. Ucapan yang mengantarkan kesuksesan atau malapetaka bagi anak-anaknya.



Kisahku berakhir di sebuah alam berbeda. Alam kubur dari seorang anak berbakti  namun pernah membuat orang tuanya sakit hati. Baktinya sia, doa orang tuanya terbawa sampai ia tiada. Namun, kuakhiri cerita ini, dengan sebuah kesimpulan sederhana. Sang anak tetap masuk surga, karena maaf dari orang tuanya. 

“Jadi, Nak ... jangan sampai buat ayah ibu marah, ya! Kalau mereka marah, jangan lupa minta maaf. Terus ... bilang ya sama ayah ibu di rumah, 
‘Ayah ... ibu ... kalau marah, jangan bilang macem-macem, ya. Soalnya, kata Bu Guru, ucapan orangtua itu jadi doa. Aku takut kalau ayah ibu marah, nanti marahin aku pakai kata-kata, terus dikabulin sama Allah’ 

Kutatap wajah mereka satu persatu. Inilah yang ingin ibu sampaikan, Nak. Semoga dengan ini orang tua mereka lebih berhati-hati ketika berbicara, apalagi ketika marah. Allah mendengarnya, sungguh, Dia mendengarnya. Aku diam, sementara anak-anak masih asik dengan dunianya. Aku tersenyum, lucu juga kalau ternyata ceritaku menjadi angin lalu bagi mereka, sudahlah, namanya anak-anak.

Jam menunjukkan pukul 07.30 WIB. Materi pelajaran Al Quran. Sambil mengantri setoran hafalan, anak-anak berinisiatif menulis diary. 

“Bu, boleh nggak Aku nulis diary?” aku senyum. Ternyata sudah beberapa hari ini aku lupa menyuruh mereka menulis diary.

“Iya, boleh.” Beberapa anak mengambil buku diary di lokernya. Sementara aku sibuk dengan menyimak hafalan satu dari mereka.

Selang beberapa menit, Najwa menyerahkan isi diarynya padaku,
“Bu, udah.”

Aku masih menyimak, fokus ke penyetor hafalan. Sementara jariku merespon mengambil diary Najwa. Kulirik sebentar isi diarynya, ada yang membuatku terpana, kubaca lagi isinya, aku senyum, terima kasih, Allah ..., mereka merekamnya. Bukan hanya isinya yang membuatku haru, tapi bahasa pena juga tanda bacanya. Terima kasih, Nak, kamu merekamnya dengan sangat baik.


Diary Najwa, Siswi Kelas 3 A SDIT Al Fatah Bekasi Timur





Jum'at, 1 November 2011

    Dear diary, tadi bu Vita cerita tentang anak yang berbakti kepada orang tua. Mulai hari ini aku ingin lebih berbakti kepada orang tua dan tidak durhaka kepada orang tua.
    Cerita tadi sangat menyedihkan. Ternyata doa orang tua akan dikabulkan oleh Allah SWT.

Motto: Jangan durhaka kepada orang tua.


“Bagus banget isinya. Kapital titiknya juga betul,” aku senyum, “Nanti ayah bunda baca, ya! Sini Bu Guru foto dulu.” Najwa, tersipu. Ah, wajah polos itu. Wajah yang kelak akan menarik tangan kita ke surga. Bunda, inilah wujud nyata dari doa-doamu ...

Terima kasih, Bunda ... untuk selalu berkata baik bagaimanapun keadaannya.

Gedung Ilmu, 10:11 WIB
Selasa, 12 Nopember 2013 M
9 Muharram 1435 H















Minggu, 27 September 2015

Belajar dari Cihan

Aku lagi suka banget nonton drama Turki di ANTV. Cerita tentang dua puteri yang tertukar. Puteri dari keluarga Cihan Gulpinar yang kaya raya, dan keluarga Gulseren yang miskin papa. CansuHazal.
Ceritanya bukan seperti film kebanyakan yang dramatis dan nggak jelas. Aku suka film ini karena ngeliat pola pendidikan Cihan pada anak-anaknya; Ozan, Cansu, dan Hazal.


Cihan adalah ayah kandung dari Hazal. Sedangkan sejak bayi yang ia rawat adalah Cansu. Perilaku antara Hazal dan Cansu sungguh berbeda 180 derajat. Hazal yang sombong padahal ia tengah hidup di lingkungan miskin papa, dan Cansu yang baik hati lagi pintar meski hidup di keluarga sangat kaya. Saat keduanya mengetahui kenyataan bahwa mereka tertukar, di sinilah konflik banyak terjadi. Dan makin terlihat jelas lah sosok Cihan yang membuat saya jatuh cinta. Laki-laki dewasa yang bertanggung jawab dan bijaksana

.
Cihan Gulpinar


Beberapa sifat Cihan yang wajib ditiru oleh orangtua adalah;

1. Sabar, diam, dan elegan. Ketika marah, Cihan selalu mengatur nada bicaranya. Pelan dan pasti. Cukup tatapan matanya yang menunjukkan bahwa ia marah. Ia menahan emosinya, lebih memilih diam, kemudian pergi.

2. Bertengkar tidak di depan anaknya. Ketika bertengkar dengan istrinya, ia melihat kondisi. Ia tak akan memperlihatkannya di depan anak-anak. Bahkan, dalam keadaan emosi dengan istrinya, dia masih bisa bersikap manis dengan anaknya, "Puteriku sayang, ke kamarmu dulu, ya. Kami ingin berbicara berdua saja." sambil mengusap-usap kepala puterinya.

3. Selalu memuji anaknya. Setiap selesai bicara dengan anaknya, Cihan selalu mengucapkan kata-kata seperti ini "Puteriku yang cantik, kebanggaanku, belahan jiwaku." "Puteraku, tampanku, kebanggaanku, rajaku." Sambil memeluk, menepuk pundak, atau mencium kening.

4. Memeluk dengan penuh cinta. Bahkan dalam keadaan marah, ketika anaknya tak terkendali sikapnya, yang dia lakukan adalah, menutup mulut anaknya dengan telapak tangannya, memeluknya dan menariknya, dan bilang "Diam. Diam. Kamu jangan mempermalukan dirimu sendiri. Kita bicarakan nanti." 

ya p5. Tidak membela yang salah. Ketika anaknya masuk bui. Sikapnya tetap tenang dan elegan. Memproses secara hukum, memperjelas duduk perkara. Menanyakan keadaan korban. Dan tetap bilang pada anaknya, "Iya, Nak. Papa percaadamu." Sambil memeluknya. Tapi, di lain kesempatan, pada saat yang tepat, Cihan berkata lagi pada anaknya, "Kamu tahu ini apa, Nak? Jangan kamu mengulanginya lagi, pergunakanlah hanya untuk membela diri jika perlu. Ingat, kita akan membayar 1 kesalahan kita dengan penyesalan yang panjang. Ingat baik-baik! Berpikirlah sebelum bertindak." Lalu melemparkan pisau kecil itu ke dasar laut.

6. Tau situasi dan kondisi. Cihan tau betul bagaimana bersikap. Dia tidak pernah memuji salah 1 di antara anak-anaknya ketika berkumpul bersama. Dia tidak membedakan mana anak kandung dan mana anak tiri.

7. Tetap tenang sedahsyat apa pun masalahnya. Ketika anaknya hilang Cihan tidak marah. Tidak panik. Yg ditanyakan pertama kali adalah "Apakah Cansu mempunyai uang di ATMnya? " Dia tau betul bahwa anaknya dapat mandiri, bahwa memang uanglah yang pertama kali dibutuhkan selama anaknya pergi. Kemudian dia sigap mencari anaknya. Menelepon polisi. Menyusuri segala tempat dan rekan. 

8. Meski sedang marah, Cihan selalu memanggil putranya, "Putraku ... Bla bla bla.  " Iya, Nak?" "Putraku, jawab! Katakan dengan tulus pada ayahmu, ibumu dan semua orang, kau harus meminta maaf dan jangan mengulangi lagi. "

Hasil gambar untuk cansu hazal
Drama Keluarga CansuHazal
Yah, itu sekelumit rangkumanku. Kalau mau lebih jelas, bisa langsung ikuti acaranya di ANTV setiap pukul 21.00 WIB. 



28092015

Beli Domain Murah dan Mudah

Dear, bloggers. Hari ini, pertama kalinya aku posting di "rumah" baruku. Rasanya haru dan bahagia, masih riweuh mengurus "perabot" apa yang harus aku letakkan di "rumah". Karena memang sengaja aku beli "rumah" kosong untuk membuka lembaran baru. Berhubung aku baru banget beli rumah (baca:domain) com, maka kali ini aku akan share di mana  membeli domain yang mudah dan murah.