Jumat, 08 Juli 2022

Tips Menyapih Dengan Cinta


Tulisan ini aku dedikasikan untuk bestie-ku di Ibu Profesional. Seorang ibu muda yang cerdas dan cantik. Yang akan menyapih sang buah hati yang sebentar lagi genap 2 tahun.

Sebenarnya, ini bukanlah tips ala dokter anak dan laktasi. Karena siapa lah aku ini. Aku hanya ingin menuliskan pengalamanku menyapih Zhu yang alhamdulillah berhasil kusapih tepat di usianya 2 tahun kurang beberapa hari.

Alhamdulillah Zhu full ASI, tanpa tambahan sufor sampai 2 tahun. Dengan media langsung tanpa botol susu. Dan inilah yang membuat Zhu nempel sekali denganku. Apa-apa selalu maunya menyusu. Bahkan ketika Zhu sakit, dia tidak akan melepaskan menyusunya seharian. Kebayang kan, gimana posisiku yang gak berubah sekian lama? Dan itu capek banget. Membuat emosiku nggak stabil dan aku nggak bisa ngapa-ngapain. Apalagi kalo ditambah adegan gigit menggigit, rasanya bikin aku kapok memberi nen lagi. Sakit banget T.T

Aku search bagaimana cara menyapih. Aku coba konsul juga dengan dokter. Tapi, nihil. Karena jadinya drama Zhu yang nangis meraung-raung dan emosiku yang tak stabil. Sempat membuatku putus asa, karena beberapa kali mencoba menyapih, Zhu demam. Sampai akhirnya aku coba lagi tips yang sempat gagal, dan alhamdulillah berhasil. 

1. Orangtua yang siap
Ketika ingin menyapih anak, aku  komunikasikan dengan suami. Karena dukungan pasangan sangat berperan. Kami berusaha kompak. Ketika malam Zhu terbangun dan mencari ASI, aku bergantian dengan paksu menggendong Zhu sampai tertidur lagi. Ketika Zhu merengek minta ASI, kami tegas dan belajar tega untuk tidak menuruti keinginannya. Jadi yang tega(s) harus dari kedua belah pihak; suami dan istri.

2. Sounding
Sounding dilakukan jauh-jauh hari. Memberitahukan bahwa usia 2 tahun ia tidak nen lagi. Memberikan alasan bahwa itu perintah Allah. Memberikan pengertian bahwa ia sudah besar. Aku sudah mencobanya beberapa bulan sebelum Zhu 2 tahun. Namun, pada praktiknya tetap saja yang Zhu tau hanya nen ASI ketika haus. Tidak mau yang lain. Tapi, meskipun terlihat gagal, sounding tetap harus dilakukan. Ketika Zhu minta ASI, aku tegas tidak memberikan ASI. Aku dan suami kompak men-sounding alasan kenapa tidak ASI nen lagi.

3. Alihkan dari ASI ke sufor
Ini menjadi salah satu alternatif ASI ketika ia ingin susu. Dan diberikan sedikit demi sedikit. Pada awalnya Zhu tidak mau. Ia kekeuh maunya ASI. Tapi kami harus lebih kuat. Setiap Zhu minta ASI kami alihkan ke sufor.

4. Bertahap
Kami sadar, menyapih tidak bisa dilakukan sekaligus. Kasihan Zhu, dia harus beradaptasi sedikit demi sedikit. Awalnya dia hanya boleh nen ketika mau tidur saja. Tidur siang atau malam. Setiap dia minta nen, aku alihkan ke sufor atau cemilan. Kemudian bertahap hanya boleh nen di malam hari. Sampai akhirnya benar-benar dicoba tanpa nen sama sekali.

5. Memberi rasa atau warna di payudara
Setelah kukonsultasikan ke dokter anak, memberikan rasa pahit atau warna di tempat nen tidak apa-apa, karena itu adalah salah satu metode menyapih. Asal anak tidak dibohongi. Maka, kucoba memberikan warna merah dengan lipstik, gagal. Zhu malah menghapus lipstiknya dan nen lagi. Kucoba menggunakan pasta gigi, awalnya Zhu merasa pedas dan jijik dengan warnanya, tapi dia menghapusnya sendiri dan nen lagi. Kucoba memberikan rasa pahit dengan buah mahoni, hanya awal saja dia menolak nen, akhirnya dia tetap nen meski rasanya pahit. Apalagi ketika kantuk sangat melanda. Hampir putus asa, aku bahkan pernah mencoba dengan fresh care, yasalam, dia tetap kekeuh mau nen.

Akhirnya dengan saran teman, kucoba buah mahoni lagi. Pokoknya setiap nen, kuselipkan mahoni di payudara. Kalau dia hapus, aku coba selipkan di lidahnya. Sampai kurang lebih 10 hari, alhamdulillah Zhu sudah terekam otomatis bahwa nennya rasanya sudah pahit. Jadi setiap dia mau nen, dia sudah tidak mau lagi. 

Finally, berhasil alhamdulillah. Zhu sudah bisa disapih di usianya yang beberapa hari lagi dua tahun. Hanya saja, sebagai ganti nennya, dia jadi suka memegang nen, orang jawa bilang menthil. Menurutku, biarlah sebagai peralihannya sementara. Next dilepas pelan-pelan.

Gitu aja sharing dariku, sebagai diary pribadi dan juga untuk penyemangat bestie-ku dan mak-emak di luaran sana yang sedang ingin menyapih.

Oya, bersabar dan berdoa adalah metode mutlak di segala situasi yaaa. Good luck! ^__^