Hello semua. Suka dengerin
cerita? Atau suka juga bercerita? Kali ini, aku mau mengupas salah satu
pendongeng kenalanku. Namanya Kak Pita.
Nama lengkapnya, Siska Depita.
Panggilannya Kak Pita [mirip ya sama namaku? Hehe]. Kak Pita lahir di Jakarta.
Ibu dari baby Umaro ini, berasal dari Depok. Dan sekarang tinggal di
Banjarmasin bersama suaminya.
Awal kenal Kak Pita, waktu doi
ngisi dongeng di salah satu acara FLP. Dongeng Kak Pita menyihir kami semua.
Ceritanya mengalir, unik, dan pesan moralnya kentel banget. Penokohannya juga
keren. Apalagi didukung dengan suara khas tokoh yang bisa bikin kita ngikik.
Suara bebek kwek kwek khas Kak Pita yang nggak ada duanya.
Pokoknya terkesan banget sama
pendongeng yang satu ini. Orangnya supel dan humoris abis. Doi juga udah pernah
ngisi dongeng dan workshop di berbagai kota di Indonesia. Surabaya, Medan,
Banjarmasin, Palu, juga keliling Jabodetabek.
Awal karir Kak Pita dimulai dari
mengisi acara ulang tahun dan event-event. Dari situ, Kak Pita mulai dikenal
dan makin banyak mengisi acara.
Katanya, pengalaman yang paling
seru selama berdongeng adalah ketika pertama kali naik pesawat roadshow di Surabaya
dan waktu mendongeng di pengungsian bencana erupsi gunung Sinabung. Dongengin
anak-anak di pengungsian yang lagi dapat musibah. Wah, mulia sekali, ya? Aku
sampe terharu nulisnya. Dengan mendongeng Kak Pita mampu berbagi dan menghibur
dengan kemampuannya.
Diliat dari kemampuannya
berdongeng, wajar banget kalo doi pernah memenangkan lomba mendongeng dan dapat
penghargaan. Beda sama aku, kalo aku cerita, suaraku nggak bisa dibuat berbeda
tiap karakter, apalagi bersuara macam bebek. Tapi, meski begitu, aku tetep mau
belajar, kira-kira apa aja ya yang bisa dipelajari biar bisa bercerita dan
mendongeng di depan anak-anak?
Teknik bercerita ala Kak Pita
Pas aku tanya, apa aja yang harus
dikuasai pendongeng biar ceritanya menarik didengar. Kak Pita bilang ada 3 unsur. Apa aja itu?
1. Cerita.
Kalau mau
cerita, tapi nggak tau apa yang mau diceritain, ya mandek. Kisahnya jadi
monoton. Bacalah dulu keseluruhan isi cerita dan pahami. Kemudian sampaikan ulang
dengan bahasa anak-anak. Bahasa yang familiar dan mudah mereka pahami. Kalau
aku, biasanya suka mengadopsi cerita kisah Abu Nawas. Tapi, kalau Kak Pita,
biasanya ceritanya mengarang sendiri sesuai kondisi atau request. Keren, ya?
Jadi, cerita yang kita bawakan bisa diambil dari kisah yang ada seperti cerita
rakyat, dongeng-dongeng, atau bisa juga membuat sendiri sesuai situasi yang
lagi booming. Cerita yang lucu, berkarakter, dan punya pesan moral tentu jadi
cerita yang menarik dan berkesan bagi pendengar.
2. Penokohan.
Buatlah tokoh
yang berkarakter. Pasang mimik yang sesuai dengan cerita. Bagaimana mimik muka
ketika memerankan lakon marah, sedih, menangis, dan lain-lain. Selain itu,
intonasi juga sangat berperan. Membawakan cerita dengan intonasi yang pas, enak
didengar, tentu membuat cerita menjadi lebih hidup. Karakter suara tiap tokoh
juga merupakan bagian dari penokohan. Buatlah suara yang berbeda antar tokoh. Suara
bapak-bapak dengan anak-anak tentu berbeda, kan? Kalau Kak Pita membawakan
dongeng hewan, paling bisa deh suaranya mirip-mirip gitu.
3. Penguasaan Audience.
Supaya jadi
pusat perhatian, seorang pendongeng harus bisa menguasai penonton. Bagaimana
membawa emosi penonton masuk ke dalam cerita. Bagaimana mengajak penonton
berkomunikasi dengan dialog yang ada. Bagaimana penonton yang riuh bisa
berangsur tenang, tegang, dan bersorak menikmati alur cerita. Semua berkaitan
dengan cerita dan penokohan yang kita bawakan. Kalau penokohannya; intonasi,
mimik, suara oke, maka audiens pun akan mudah dikuasai.
Pendukung
lainnya dalam mendongeng adalah peralatan. Baik berupa mic dan sound sistem.
Bisa juga dengan membawa boneka. Seperti Kak Susan, pendongeng yang dulu sering
muncul di televisi, Kak Pita juga membawa boneka. Namanya Aya, boneka
perempuan, dan Edu, boneka laki-laki. Lucu, deh. Jadi boneka tangan itu jadi
lawan bicaranya Kak Pita ketika berdongeng.
Tapi, kata Kak
Pita atribut pelengkap justru bisa jadi nggak efektif kalau nggak bisa
membawakannya. Bisa ribet katanya. Jadi, kalau mau bawa atribut pelengkap,
kuasai dulu aturan mainnya, ya.
Nah, itu ilmu
mendongeng dari Kak Pita. Buat para orang tua en guru kalau mau cerita kudu menguasai 3 teknik di atas, biar nggak monoton. Kalau penjabaranku kurang jelas, bisa belajar
langsung ke sini, ya. Atau kalau mau ngundang Kak Pita buat ngisi dongeng di berbagai event
juga bisa banget. Hubungi:
Facebook : Dongeng
Kak Pita
Instagram:
Curhatdecom
Twitter: De_Pita
Finally, happy reading en happy
telling, yaaa ^____^
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung dan berkomentar. Semoga bermanfaat.
Salam
V
^____^